Januari 24, 2009

TIM MEDIS BANJIR DAN LONGSOR POLEWALI MANDAR SULBAR


Tim medis banjir polman berada di kabupaten Polman, sulawesi barat tanggal 10-17 januari 2009. Tanggal 10 Januari 2009, setelah mendapat informasi mengenai bencana, TBM Calcaneus mengirimkan satu orang anggotanya yang bergabung dengan tim SAR gabungan sebagai tim perintis di lokasi bencana. Keesokan harinya, tanggal 11 Januari, TBM mengirim lagi 4 orang anggotanya sebagai tim medis susul;an berangkat menuju Polman bersama Tim SAR Gabungan ( SAR UH, SAR UNM dan SAR Tamalanrea).
Setibanya di posko induk bencana, yakni di Kantor Camat Tinambung,

Kabupaten Polewali Manar Sulawesi Barat, tim 1 dan tim 2 bergabung menjadi 1 tim dengan SAR Unhas.
Tanggal 12 Januari 2009, tim di bagi menjadi 3 :

· SRU 1 akan ke Tandassura, Kecamatan Limboro

· SRU 2 Akan Ke Desa Petooseng, Kecamatan Allu

· SRU 3 akan menyisir sunagi Tinambung untuk mencari korban yang hilang (tanpa tim medis)




SRU 2 dan SRU 3 lebih dahulu berangkat ke lokasi amsing-masing sementara SRU 1 masih terkendala masalah transportasi. Di Kecamatan Allu, tepatnya di Desa Petooseng, tempat tim 2 berada, merupakan Desa terparah yang terkena dampak bencana. Banyak rumah yang hancur dan rata dengan tanah. 5 korban tewas dan 3 diantaranya belum ditemukan. Di sini tim SAR langsung melakukan pencarian korban, sementara ti medis melakukan pelayanan medis terhadap warga di lokasi (saat itu belum ada posko kesehatan)

13 Januari 2009, Tim 1 yang tidak berhasil ke Tandassura akibat kendala transportasi (akses jalan yang putus) memutuskan untuk menyusul tim 2 yang masih berada di Desa Petoosang dan membantu tim SAR melakukan pencarian terhadap korban yang masih belum ditemukan (Kindo amiruddin, 70 tahun). Sementyra itu, tim medis tetap melakukan pelayanan medis terhadap warga sekitarnya mengingat posko kesehatan masih belum ada di lokasi. Sore harinya, seluruh tim kembali ke Posko induk di Tinambung. Setelah melakukan briefing, ternyata ada beberapa anggota tim yang harus pulang besok dan tersisa 11 orang anggota tim (3 orang anggota TBM Calcaneus dan 8 orang tim SAR Gabungan) untuk menyelesaikan tugas yang masih belum selesai .

Tanggal 14 januari 2009, TBM Calcaneus mengirim lagi 2 orang anggota tim medisnya (Aidil dan Oji) sehingga total tim yang berad di kabupaten Polman berjumlah 13 orang.
Dari hasil briefing, diputuskan bahwa tim yang ada akan di bagi menjadi 2 tim, Tim 1 terdiri dari 4 orang anggota tim (2 medis, 2 SAR) akan berangkat menuju Tanndassura untuk melakukan pelayanan medis disaan sementara Tim 2 yang terdiri dari 7 orang (3 Medis, 4 SAR) akan kembali ke Desa Petooseng untuk melakukan pencarian terhadap korban yang masih belum ditemukan sambil tetap memberikan pelayanan medis pada warga setempat.
Siang harinya, tim yang telah di bagi 2 berangkat menuju lokasi yang telah ditentukan. Di Desa Petooseng ternyata telah ada posko kesehatan, namun dengan tenaga kesehatan yang sangat terbatas. Karena itu, tim medis memutuskan untuk standby di posko kesehatan sementara tim SAR melanjutkan pencarian korban. Tim SAR mengalami kesulitan mencari korban yang hilang akibat tidak adanya alat berat sementara tumbukan reruntuhan bangunan dan kayu pohon yang terbawa arus banjir begitu tinggi.

Pada Sore harinya, tim 2 yang awalnya ke Desa Tandassura datang menyusul tim 1 di Desa petoosang. Ternyata, di Desa Tandassura akses jalan yang tadinya putus telah dapat dilewati kendaraan roda 4. Di desa tersebut juga telah terdapat 4 buah posko kesehatan sehingga pelayanan medis telah dapat diatasi dengan baik
Tanggal 15 januari 2009, tim melanjutkan perjalanan di Desa Saragian, masih di Kecamatan Allu. Informasi mengenai kondisi terakhir Desa ini masih sangat minim diakibatkan desa yang terisolir karena akses jalan yang putus akibat banjir dan longsor. Tujuan tim ke Desa Saragian adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi Desa untuk kemudian dilaporkan pada instansi yang berwenag. Selain itu, tim juga berencana melakukan pelayanan medis di sana.

Setelah 4 jam menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dan menyeberang sungai menggunakan perahu, tim tiba di Desa Saragian. Kondidi Desa ini cukup baik, hanya ada beberapa rumah yang rusak rinagn terkena dampak banjir. Yang menjadi masalah adalah, kondidi dea yang terisolir akibat akses jalan yang terputus. Penyaluran logistik untuk kebutuhan warga Desa yang biasanya menggunakan kuda ataupun rakit terganggu akibat jalan yang tertutup longsor dan arus sungai yang deras. Selain itu, posko kesehatan juga belum ada padahal banyak penduduk yang mulai menderita penyakit pasca banjir. Selain itu, sekitar 1 jam dari desa Saragian terdapat desa Kalumammang yang sangat tergantung pada persedian Desa Saragian dalam Logistiknya.

Tanggal 16 Januari, tim kembali ke desa Petooseng. Dari Desa Petooseng, tim kembali menuju Posko induk di Tinambung dengan menumpang modil pemadam kebakaran yang menyuplai air bersih. Di posko tim melakukan briefing akhir dan memutuskan pulang ke makssar pada keesokan harinya
Tanggal 17 Januari, setelah di lepas oleh Kepala Camat Tinambung, tim menumpang bus milik pemda polman ke kota Polman, kemudian dilanjutkan dengan menumpang mobil sewa hingga samapai Makassar.

Tidak ada komentar: